Assalamu'alaikum wr wb
Hai hai para pembaca setia dan teman-teman semua...Semoga kalian dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin....
Oke, kali ini saya akan memberikan sedikit mengomentari sebuah karya fiksi yang berjudul 'Bintaro Spring Tide'..Oke langsung saja...
Babaaaaayyyyyyyyyyyyy
Wassalamu'alaikum wr wb
Hai hai para pembaca setia dan teman-teman semua...Semoga kalian dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin....
Oke, kali ini saya akan memberikan sedikit mengomentari sebuah karya fiksi yang berjudul 'Bintaro Spring Tide'..Oke langsung saja...
Judul : Bintaro Spring Tide
Penulis : Aila Nadari dan Dan Sigit
Penerbit :
Metamind
Cetakan ke : 1,
2014
Tebal : 142 halaman
Orang
gila mana yang akan menolak kesempatan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara atau STAN? Setiap tahunnya, ribuan lulusan SMA/sederajat berduyun-duyun
mengikuti seleksi yang super ketat agar bisa diterima disekolah kedinasan yang
menjanjikan ini. Bahagianya tak terkira ketika dinyatakan lulus ujian masuk dan
menjadi salah satu keluarga STAN. Namun, dibalik kebahagiaan ini mengintai pula
baying-bayang tegasnya pembelajaran disini serta ketatnya peraturan. Ancaman
DO, alias Drop Out inilah yang mengerikan bagi mahasiswa dan mahasiswinya.
STAN, sekolah tinggi kedinasan beasiswa dengan sistem DO-nya memang menjadi
momok menakutkan bagi para anak didiknya.
Dalam
novel ini, penulis bercerita tentang seorang mahasiswa yang bernama Raditya
Deydan. Ia berasal dari keluarga sederhana di Desa Soka, Gunung Kidul
Yogyakarta. Ia cukup cerdas sehingga ia berhasil menembus USM STAN dan berhasil
mengalahkan ribuan peserta lainnya. Menurut Dey-sapaaan akrabnya- kuliah bukan
saja tentang bagaimana seseorang mendapatkan Indeks Prestasi tinggi di setiap
semesternya. Namun, dalam masa itu juga seorang manusia harusnya belajar lebih
banyak untuk mempersiapkan masa depannya. Tentulah selain kuliah juga seorang
mahasiswa/I harus punya pengalaman memimpin dan berorganisasi untuk menghadapi
era globalisasi ini. Dan itulah yang Dey jalankan ditenghah kesibukan
kuliahnya. Ia bersama teman-temannya akan mengadakan pergelaran akbar. Bisnis
kecil-kecilannya juga cukup menyita perhatiannya akhir-akhir ini.
Bagi
Dey, pergelaran akbar ini harus terlaksana dengan sebaik dan seistimewa
mungkin. Pikirannya terpecah-pecah antara akademis dan non akademis. Dulu, saat
ia baru saja diterima menjadi mahasiswa STAN, ia berambisi membuat daerahnya
maju dengan adanya lulusan STAN seperti dia nantinya. Impian itu masih ia
pegang sampai sekarang. Namun masalah kenyataan nantinya, Dey tak akan pernah
tahu. Sekarang, Dey fokus pada persiapan pergelaran akbar nanti. Hari
pelaksanaan sudah dekat, namun persiapan belum maksimal. Semua itu membuat Dey
lelah, namun ia selalu semangat dan pantang menyerah menghadapinya. Untuk
persiapan pergelaran akbar ini, waktu kuliahnya pun ikut terganggu.
Acara berjalan
lancar, namun tidak dengan kuliahnya. Sudah banyak jam kuliah ia lewatkan saja
untuk persiapan pergelaran akbar kemarin. Hingga akhirnya datanglah masa ujian
semester empat. Ia gelagapan menjawab soal-soal ujian karena taka da satupun
yang ia mengerti. Ia hanya menjawab sebisanya saat itu hingga ujian semester
pun berakhir.
Dey tak
ingin mengecewakan orang tuanya yang sudah mempercayainya untuk sekolah disini.
Ia tak mau membuat kedua orang tuanya kecewa melihat anak kebanggaannya ini di
Drop Out hanya gara-gara lebih memilih ego sendiri sehingga kuliahnya
terbengkalai. Namun, nasi sudah menjadi bubur, Nilai ujiannya tidak memenuhi
syarat kelulusan ke semester berikutnya. Ia di Drop Out dari kampus ekstrem
itu. Sungguh sangat disayangkan olehnya dan siapapun. Impian membangun desanya
lenyap begitu saja saat ia tahu dirinya di DO. Impian untuk menikahi gadis
kembang desa pun lenyap seketika. Ia memang sempat jatuh terpuruk dengan kabar
ini, namun lambat laun ia bangkit. Ia menjadikan kegagalan ini sebagai semangat
membangun usaha didesa asalnya. Dengan tekad dan kerja keras sert jiwa pantang
menyerahnya ia berhasil memajukan usaha dan ikut berkontribusi dalam
perekonomian di daerahnya.
Novel
ini secara keseluruhan sudah bagus. Bahasa yang digunakan penulis cukup mudah
dipahami kalangan muda. Namun dalam novel ini masih ada kesalahan pengetikan
dan luput dari pengeditan editor. Novel
ini layak dibaca siapapun, terlebih bagi para pelajar. Setelah membaca novel
ini, dijamin kita akan lebih semangat menjalani hidup dan lebih mengerti makna
lain disebuah kegagalan.
-Hidup itu tentang
terus berjuang, sampai Tuhan berkata waktunya pulang-
Babaaaaayyyyyyyyyyyyy
Wassalamu'alaikum wr wb
Tokoh di dalam novel itu berapa kak?
BalasHapusorang gila mana yg menolak kesempatan sekolah di STAN? aku😂 makasih wkwk
BalasHapus