Assalamu'alaikum Wr Wb...
Hai teman, kali ini saya akan mengshare sejarah Dinasti Ayyubiyah.
Semoga dengan membaca sejarah islam pada masa lalu, kalian dapat
mengambil hikmahnya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
WELCOME TO DINASTI AYYUBIYAH
* * *
Berdirinya dinasti Ayyubiyah
Bani Ayyubiyah merupakan keturunan Ayyub dari suku Kurdi. Pendiri
Dinasti ini adalah Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi putra dari Najmudin bin
Ayyub. Pada masa Nuruddin Zanki(Gubernur Suriah dari Bani Abbasiyah),
Salahuddin diangkat sebagai kepala garnisun di Balbek.
Kehidupan Salahudin Yusuf al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dan
peperangan. Semua itu dilakukan dalam rangka menunaikan tugas negara
untuk memadamkan sebuah pemberontakan dan juga dalam menghadapi tentara
salib.
Perang yang dilakukannya dalam rangka untuk mempertahankan dan
membela agama. Selain itu Salahuddin juga seorang yang memiliki
toleransi yang tinggi terhadap umat agama lain, hal ini terbukti:
a. Ketika beliau menguasai Iskandariyah ia tetap mengunjungi orang-orang Kristen
b. Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia mengijinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis.
Keberhasilan beliau sebagai tentara terlihat ketika ia mendampingi
pamannya Asaduddin Syirkuh yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki untuk
membantu Bani Fatimiyah di Mesir yang perdana menterinya diserang oleh
Dirgam. Salahuddin berhasil mengalahkan dirgam, sehingga beliau dan
pamannya mendapat hadiah berupa sepertiga pajak tanah mesir. Akhirnya
Perdana Menteri Syawar berhasil menduduki kembali jabatannya pada tahun
1164 M.
Tiga tahun kemudian, Salahuddin kembali menyertai amannya ke Mesir.
Hal ini dilakukan karena Perdana Menteri Syawar bersekutu dengan Amauri,
yaitu seorang panglima perang tentara salib yang dulu pernah membantu
Dirgam. Maka terjadilah peperangan yang sengit antara pasukan Salahuddin
dan pasukan Syawar yang dibantu oleh Amauri. Dalam peperangan tersebut
pasukan Salahussin berhasil menduduki Iskandariyah, tetapi ia dikepung
dari darat dan laut oleh tentara salib yang di pimpin oleh Amauri.
Akhirnya peperangan berakhir dengan perjanjian damai pada bulan Agustus
1167 M, yang isinya adalah sebagai berikut:
a. Pertukaran Tawanan Perang
b. Salahuddin Yusuf al-Ayyubi kembali ke Suriah
c. Amauri kembali ke Yerussalem
d. Kota Iskandariyah diserahkan kembali kepada Syawar.
Pada tahun 1169 M, tentara salib yang di pimpin oleh Amauri
melanggar perjanjian damai yang disepakati dahulu.Ia hendak menyerang
Mesir dan menguasainya. Hal itu tentu saja sangat membahayakan keadaan
umat islam di Mesir,karena:
a. Mereka banyak membunuh rakyat Mesir
b. Mereka berusaha menurunkan Khalifah al-Adid dari jabatannya.
salahuddin berhasil menangkap Amauri. Pasukan Amauri berhasil
dikalahkan. Namun berita ini membuat Perdana Menteri Syawar iri hati dan
berniat membunuh Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin. Namun berita ini
berhasil disadap Asaduddin.Ia berhasil ditangkap dan atas perintah
Khalifah al-Adid Syawar di hukum mati.
Khalifah al-Adid mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai Perdana
Menteri Mesir pada tahun 1169 M. Ini merupakan pertama kalinya keluarga
al-Ayyubi menjadi Perdana Menteri. Kekuasaan Asaduddin hanya berlangsung
selama dua bulan karena meninggal dunia. Khlaifah al-Adid akhirnya
mengangkat Salahuddin Yusuf al-Ayyubi menjadi Perdana Menteri
menggantikan pamannya Asaduddin Syirkuh dalam usia 32 tahun. Sebagai
Perdana Menteri beliau mendapat gelar al-Malik an-Nasir yang artinya
Penguasa yang bijaksana.
Setelah Khalifah al-Adid( Khalifah Dinasti Fatimiyah ) yang terakhir
wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin Yusuf al-Ayyubi berkuasa penuh
untuk menjalankan peran keagamaan dan politik. Maka sejak itulah Dinasti
Ayyubiyah berkuasa hingga sekitar 75 tahun lamanya.
HOREEEEE!!!!!!
Penguasa-penguasa Dinasti
Al-Ayyubiah
Selama lebih kurang 75 tahun dinasti Al-Ayyubiyah berkuasa,
terkdapat 9 orang penguasa yakni sebagai berikut:
1.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
(1171-1193 M)
2.
Malik Al-Aziz Imaduddin (1193-1198
M)
3.
Malik Al-Mansur Nasiruddin
(1198-1200 M)
4.
Malik Al-Adil Saifuddin,
pemerintahan I (1200-1218 M)
5.
Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238
M)
6.
Malik Al-Adil Sifuddin, pemerintahan
II (1238-1240 M)
7.
Malik As-Saleh Najmuddin (1240-1249
M)
8.
Malik Al-Mu’azzam Turansyah
(1249-1250 M)
9.
Malik Al-Asyraf Muzaffaruddin
(1250-1252 M)
Dalam uraian berikut akan dibahas mengenai penguasa-penguasa
yang menonjol, yaitu:
1.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
(1171-1193 M)
2.
Malik Al-Adil Saifuddin,
pemerintahan I (1200-1218 M)
3.
Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238
M)
1.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi
(1171-1193 M)
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak hanya dikenal sebagai
seorang panglima perang yang gagah berani dan ditakuti, akan tetapi lebih dari
itu, beliau adalah seorang yang sangat memperhatikan kemajuan pendidikan. Salah
satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau menjabat sebagai
sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul
Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M.
Selain itu beliau juga merupakan salah seorang Sultan dari
dinasti Ayyubiyah yang memiliki kemampuan memimpin. Hal ini diketahui dari cara
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi dalam mengangkat para pembantunya (Wazir) yang
terdiri dari orang-orang cerdas dan terdidik. Mereka antara lain seperti
Al-Qadhi Al-Fadhil dan Al-Katib Al-Isfahani. Sementara itu sekretaris pribadinya
bernama Bahruddin bin Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis
Biografinya.
Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak membuat suatu kekuasaan
yang terpusat di Mesir. Beliau justru membagi wilayak kekuasaannya kepada
saudara-saudara dan keturunannya. Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa
cabang dinast Ayyubiyah berikut ini:
a.
Kesultanan Ayyubiyah di Mesir
b.
Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus
c.
Keamiran Ayyubiyah di Aleppo
d.
Kesultanan Ayyubiyah di Hamah
e.
Kesultanan Ayyubiyah di Homs
f.
Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin
g.
Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar
h.
Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa
i.
Kesultanan Ayyubiyah di Yaman
j.
Keamiran Ayyubiyah di Kerak
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi dianggap sebagai pembaharu di
Mesir karena dapat mengembalikan mazhab sunni. Melihat keberhasilannya itu
Khlaifah al-Mustadi dari Bani Abbasiyah memberi gelar kepadanya al-Mu’izz li
Amiiril mu’miniin (penguasa yang mulia). Khalifah al-Mustadi juga memberikan Mesir,
an-Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah dan Maghrib sebagai wilayah kekuasaan
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada tahun 1175 M. sejak saat itulah Salahuddin
dianggap sebagai Sultanul Islam Wal Muslimiin (Pemimpin umat ilam dan kaum
muslimin).
Di antara orang-orang yang iri dan melakukan pemberontakan
terhadap Salahuddi Yusuf al-Ayyubi adalah sebagai berikut:
a.
Pemberontakan yang dilakukan
Nuruddin Zanki, ia memberontak karena kebesaran namanya tersaingi oleh
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi
b.
Pemberontakan yang dilakukan Hijab
(Kepala rumah tangga Khalifah al-Adid), ia memberontak karena merasa hak-haknya
banyak dikurangi.
c.
Pemberontakan yang dilakukan oleh
kaum Asassin yang dipimpin oleh Syakh Sinan karena merasa tersaingi.
d.
Pemberontakan yang dilakukan Zanki,
kelompok ini merupakan permbela Al-Malik as-Salih yang bersekongkol dengan
al-Gazi (penguasa Mosul dan paman Malik as-Salih Ismail) yang beusaha
menjatuhkan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi karena merasa tersaingi.
Perang melawan tentara salib yang pertama adalah melawan
Amalric 1, taja Yerusalem, yang kedua melawan Baldwin IV (putra Amalric 1),
yang ketiga melawan Raynald de Chatillon (penguasa benteng Karak di sebelah
tidur laut mati), yang keempat melawan Raja Baldwin V sehingga kota-kota
seperti Teberias, Nasirah, Samaria, Suweida, Beirut, Batrun, Akra, Ramalah,
Gaza Hebron dan Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh Salahuddin Yusuf
al-Ayyubi.
Selain Clement III, para penguasa Eropa yang membantu dalam
perang melawan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi adalah:
a.
Philip II, Raja Prancis
b.
Rivhard I, The Lion Heart (Hati
Singa), Raja Inggris
c.
William, raja Sisilia
d.
Frederick Barbafossa, Kaisar Jerman
Setelah perang melawan tentara salib selesai, Salahuddin Yusuf
al-Ayyubi memindahkan pusat pemerintahannya dari Mesir ke Damaskus, dan dia
meninggal di sana pada tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.
2.
Malik Al-Adil Saifuddin,
pemerintahan I (1200-1218 M)
Sering dipanggil Al-Adil nama lengkapnya adalah al-Malik
al-Adil saifuddin Abu Bakar bin Ayyub. Dari nama Sifuddin inilah tentara salib
memberi julukan Saphadin. Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara
muda Salahuddin Yusuf al-Ayyubi.
Setelah kematian Salahuddin, Ia menghadapi pemberontakan
dari Izzuddin di Mosul. Ia juga menentukan siapa yang berhak menjadi penguasa
ketika terjadi perselisihan diantara anak-anak Salahuddin Yusuf al-Ayyubi yaitu
al-Aziz dan al-Afdal. Setelah kematian al-Aziz. al-Afdal berusaha
meduduki jabatan Sultan, akan tetapi al-Adil beranggapan al-Afdal tidak pantas
menjadi Sulatan. Akhirnya terjadilah peperangan antara keduanya, al-Adil
nberhasil mengalahkan al-Afdal dan beliau menjadi Sultan di Damaskus.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan danpengatur
strategi yang berbakat dan efektif.
3.
Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238
M)
Nama lengkap al-Kamil adalah al-Malik al-Kamil Nasruddin Abu
al-Maali Muhammad. Selain dipuja karena mengalahkan dua kali pasukan salib ia
juga dicaci maki karena menyerahkan kembali kota Yerusalem kepada orang
Kristen.
Al-Kamil adalah putra dari al-Adil. Pada tahun 1218 al-Kamil
memimpin pertahanan menghdapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat
(Damietta) dan kemudian menjadi Sulatan sepeninggal ayahnya. Pada tahun 1219,
Ia hampir kehilangan takhtanya karena konserpasi kaum kristen koptik. Al-Kamil
kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari konspirasi itu, akhirnya konspirasi
itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama al-Mu’azzam yang menjabat
sebagai gubernur Suriah.
Pada bulan Februari tahun 1229 M, al-Kamil menyepakati
perdamaian selama 10 tahun denga Federick II, yang berisi antara lain:
a.
Ia mngembalikan Yerusalem dan
kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib
b.
Kaum muslimin dan yahudi dilarang
memalsuki kota itu kecuali disekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya
sebagai Sultan digantikan oleh Salih al-Ayyubi.
Berakhirnya dinasti Ayyubiyah
Runtuhnya Dinasti Ayyubiyah dimulai pada masa pemerintahan
Sultan As-Salih. Setelah As-Salih meniggal pada tahun 1249 M, kaum Mamluk
mengangkati estri As-Salih, Syajaratud Durr sebagai Sultanah. Dengan demikian,
berakhirlah kekuasaan Dinasti Ayyubiah di Mesir. Medkipun demikian dinasti
Ayyubiyah masih berkuasa di Suriah. Pada tahun 1260 M. tentara Mongol hendak
menyerbu Mesir. Komando tentara Islam dipegang oleh Qutuz, panglima perang
Mamluk. Dalam pertempuran di Ain Jalut, Qutuz berhasil mengalahkan tentara
Mongol dengan gemilang. Selanjutnya, Qutuz mengambil alih Kekuasaan Dinasti
Ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah.
Semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum wr wb